Lukisan termahal kedua dalam sejarah terjual senilai Rp. 4 Triliun

Gustav Klimt, Porträt der Elisabeth Lederer (Portrait of Elisabeth Lederer). Courtesy of Sotheby’s

Lukisan yang sering kali dikonotasikan dengan gambar dan dekorasi, baru – baru ini terjual dengan nilai cukup fantastis US Dollar 236.4 juta atau senilai dengan Rp. 4 Triliun Rupiah, di tengah berlangsungnya krisis ekonomi di banyak negara.  Angka ini merupakan nilai tertinggi kedua dalam sejarah pasar seni rupa dunia.  Lalu, apakah yang menyebabkan harga lukisan ini bisa menjadi sedemikian tinggi?

Pertama, lukisan ini merupakan karya salah satu seniman kenamaan berkelas dunia (internasional) bernama Gustav Klimt. Seniman berasal dari Vienna, Austria dengan aliran simbolisme yang dikenal dalam gerakan art noveau Wina (Vienna Secession) dan cukup banyak dipengaruhi oleh seni rupa Jepang sejak tahun 1900. Klimt juga dikenal sebagai seniman yang berhasil mempersiapkan seniman besar setelah eranya yaitu Egon Schiele.  Jadi dari segi sejarah seni rupa dunia, Klimt sudah memberikan kontribusi yang sangat besar dalam sejarah perkembangan seni rupa di dunia melalui Eropa Barat yang pada saat itu mengalami puncak kemakmuran dan melalui masa sulit Perang Dunia I dan Perang Dunia II. 

Kedua, lukisan Potret karya Gustav Klimt yang dilelang tersebut adalah potret dari putri salah seorang kawannya yang semasa hidupnya banyak membantu Klimt dengan mendukung pengkaryaanya. Nama gadis itu adalah Elisabeth Lederer, seorang gadis berketurunan Yahudi yang berhasil diselamatkan Klimt pada masa holokaus di masa Perang Dunia Kedua, dengan mengatakan bahwa Elisabeth Lederer adalah putrinya, sehingga Elisabeth dapat diselamatkan dari kamp Nazi. Selain dihasilkan oleh seorang seniman besar, lukisan ini berhasil menjadi ekspresi kasih kemanusiaan melalui karya seni, dimana nyawa seorang gadis berhasil diselamatkan tanpa memandang layar belakang. Lukisan ini juga merupakan saksi sejarah kejamnya Perang Dunia II dan Nazi dalam usahanya membersihkan bumi dari salah satu etnis manusia.

Ketiga, Lukisan dengan ukuran 180 cm ini dilukis sebelum pecahnya Perang Dunia I antara tahun 1914 sampai dengan 1916, lukisan ini lolos dari kobaran api dari salah satu istana di Vienna.  Sehingga hanya ada 2 potret karya Gustav Klimt dengan ukuran setinggi manusia. Ia juga melukis Elisabeth, seorang wanita Eropa dari keluarga kaya yang mengenakan mantel kerajaan dari Asia dengan motif naga. Pada saat itu merupakan sebuah kemustahilan bagi orang awam untuk bisa menyentuh apalagi memiliki mantel kaisar dengan motif naga, dimana motif tersebut menjadi salah satu simbol dominasi Barat atas Asia pada awal abad ke 20. 

Keempat, Provenance (asal usul kepemilikan) Elisabeth Lederer juga merupakan simbolisasi perpindahan poros kekuasaan dunia dari Eropa Barat ke Amerika Serikat.  Demikian juga lukisan Potret ini, bersama ribuan karya seniman berkelas dunia yang berasal dari Eropa Barat banyak berpindah ke Amerika Serikat. Sejak berakhirnya perang dunia II, telah berpindah tangan dari Eropa Barat yang kekayaannya dibangun dari kolonialisme banyak negara di dunia ke Amerika Serikat industrialis sebagai negara yang mengakhiri dan memenangkan Perang Dunia II di Asia melalui Bom Atom Jepang dan Eropa dengan para sekutu melawan Nazi.   

Kelima, Provenance (asal usul kepemilikan) terakhir dari lukisan ini adalah koleksi dari Leonard A. Lauder, pewaris dari perusahaan kosmetik salah satu terbesar di dunia Estee Lauder yang meninggal pada usia 92 meninggalkan koleksi yang nilai hampir mencapai setengah miliar dolar Amerika. Leonard juga memiliki banyak kontribusi untuk ekosistem seni rupa di Amerika Serikat dan sempat menjadi Ketua Dewan Penyantun dari Whitney Museum di New York dengan berkontribusi secara finansial dan usahanya untuk terus menyokong berlangsungnya kegiatan seni di Whitney Museum. 

Keenam, Tempat lelang di markas Sothebys yang baru terletak di lokasi yang sebelumnya adalah Whitney Museum karya desainer kenamaan Marcel Breuer. Melalui pemilihan lokasi ini sebagai markas baru Sothebys New York –  karya Gustav Klimt menjadi kenangan juga simbol untuk para penyokong dan pendukung Whitney Museum di New York yang juga merupakan  kota pusat finansial dan perbankan di dunia. Markas Sothebys baru-baru ini juga merupakan simbolisme penggabungan antara perspektif wacana seni museum dan juga pasar seni yang menggerakkan geliat seni rupa dunia yang mungkin jadi arah perkembangan seni rupa dunia di masa mendatang.

Karya Potret Elisabeth Lederer terjual dalam pertarungan sengit 6 kolektor dunia dalam kurun waktu kurang dari 20 menit.  Dalam lelang tersebut keluarga Lauder mendapatkan dana US Dollar 392 juta dari 5 lukisan Gustav Klimt yang dilepas dari total 1450 karya seni yang dilelang Sothebys minggu ini di New York. Ada juga karya seniman kenamaan dunia lainnya seperti Van Gogh, Edvard Munch, Henri Matisse. 

Melalui lelang ini karya Gustav Klimt menjadi karya termahal kedua dalam sejarah seni rupa dunia menggeser karya Andy Warhol potret Marilyn Monroe, yang terjual pada tahun 2022 dengan angka US Dollar 195 juta. 

Jika anda penasaran dengan nilai koleksi lukisan anda, sebelum menghubungi balai lelang internasional, marilah kita tanyakan, apakah kontribusi anda dalam mendukung seni rupa di Indonesia, Asia Tenggara dan dunia yang dapat mendukung berkembangnya ekosistem seni rupa dalam lingkungan anda?

Bagian pengalaman anda melalui TheMomentum.id.